LITERASI MEDIA MELAWAN HOAX
Hallo Semuanya, dari sekian banyak berita yang kalian dapat pasti ada berita palsu atau biasa di sebut berita hoax, apa itu berita hoax, tujuannya untuk apa? maka dari itu saya akan membahasnya dalam makalah berikut.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan atas berkat rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik, tepat pada waktunya. Penulisan karya makalah ini bertujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Selain untuk melengkapi tugas,
tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberi informasi
tentang Literasi Media.
Dalam
penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mengalami banyak kendala yaitu
kendala sumber materi dan waktu pengerjaan tetapi hal tersebut tidak membuat
penulis putus asa untuk mengerjakan makalah ini karena adanya dukungan dari
banyak pihak. Karena itu, sepantasanya jika penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah memberikan hidayah dan ide untuk membuat makalah
bertemakan Literasi Media.
2. Orang
tua, yang telah memberikan dorongan/motivasi baik secara moral maupun spiritual
kepada anakanya untuk membuat makalah ini.
3. Teman-teman
seperjuangan dalam pembuatan makalah ini.
Depok,
2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar..................................................................................................
i
Daftar Isi...........................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..........................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Literasi
Media............................................................. 3
2.2 Kondisi Literasi Media ........................................................... 6
. 2.2.1
Dalam Masyarakat Indonesia....................................... 6
. 2.2.2
Dalam Masyarakat Dunia............................................. 6
2.3 Cara Literasi Media Melawan Hoax........................................
7
2.4
Apakah Literasi Media Melawan Hoax...................................
8
.... 2.5
Media Baru, Masyarakat, Hoax, dan Tingkat Melek Dunia..... 8
. 2.5.1
Media Baru
.................................................................. 8
. 2.5.2
Masyarakat
.................................................................. 9
2.5.3
Hoax ............................................................................
10
. 2.5.4
Literasi Media
............................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................
11
3.2 Saran...........................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Literasi
media erat kaitannya dengan informasi. Manusia memerlukan informasi dalam
beberapa aspek kehidupan. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka informasi
pun ikut berkembang. Informasi saat ini tak hanya didapatkan lewat media
percetakan, melainkan melalui media online,
televisi, radio dan masih banyak lagi. Masyarakat pun diharapkan mampu untuk
mengikuti era perkembangan zaman. Kemampuan masyarakat tersebut dikenal sebagai
literasi media.
Literasi
media saat ini belum mendapat perhatian dari pemerintah atau lembaga-lembaga
kemasyarakatan di Indonesia. Padahal, literasi media sangat penting agar publik
cerdas dan kritis dalam menerima informasi yang sangat banjir di era internet
kini.
Vinsensius
Sitepu, seorang praktisi Komunikasi Massa menyarankan, agar pemerintah lebih
menjadikan literasi media sebagai kurikulum pendidikan nasional daripada sibuk
melakukan pemblokiran situs-situs atau menangkap pelaku penyebar berita bohong
(hoax).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep
literasi media?
2.
Bagaimana kondisi
literasi media dalam masyarakat Indonesia maupun dunia?
3.
Bagaimana cara
literasi media melawan hoax?
4.
Apakah literasi
media efektif melawan hoax?
5.
Bagaimana media
baru, masyarakat, hoax, dan tingkat
melek media?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Agar
para pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep literasi media
2.
Agar
para pembaca dapat mengetahui bagaimana kondisi literasi media di Indonesia
maupun di dunia
3.
Agar
para pembaca dapat mengerti dan memahami keterkaitan literasi media dengan
informasi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Literasi Media
Literasi media adalah kemampuan untuk memahami,
menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Literasi media merupakan
studi dan analisis mengenai media. Adapun pengertian literasi media menurut
beberapa ahli :
a.
Apriadi
Tamburaka (2013)
Literasi media berasal dari bahasa
Inggris yaitu Media Literacy, yang terdiri dari kata yakni media adalah
tempat pertukaran pesan dan literacy berarti melek, kemudian dikenal
dalam istilah Literasi Media yang mana melek media dapat diartikan pada bentuk
terhadap media dan pesan media dalam kontek komunikasi massa.
b.
Baran dan
Dennis (2010)
Literasi media adalah gerakan yang
dirancang untuk meningkatkan pengendalian individu terhadap media yang
digunakan untuk mengirim dan menerima pesan.
c.
Aspen Media
Literacy Leadership Institute (1992)
Literasi media adalah kemampuan
untuk mengakses, meneliti, mengevaluasi, dan menciptakan media dengan kemampuan
tiap – tiap individu dalam beragam tahapan aktivitas.
Literasi media dapat membantu masyarakat mengembangkan pemahaman kritis dan
informasi tentang sifat media massa dan dampak media tersebut. Literasi media
juga bertujuan untuk memberi masyarakat kemampuan dan pengetahuan untuk menciptakan
produk atau karya di media. Berikut delapan konsep kunci yang memberikan dasar
teoritis untuk semua literasi media :
1)
Semua
Media adalah Konstruksi
Ini bisa dibilang konsep yang paling penting, karena media tidak hanya
mencerminkan realitas eksternal. Tetapi, mereka menyajikan konstruksi yang
dibuat dengan hati – hati yang mencerminkan banyak keputusan dan merupakan
hasil dari banyak faktor penentu. Literasi Media bekerja untuk mendekonstruksi
konstruksi ini (memisahkan mereka untuk menunjukkan bagaimana penggunaannya).
2)
Media
Membangun Versi Realitas
Media
bertanggung jawab atas sebagian besar pengamatan dan pengalaman dari mana kita
membangun pemahaman pribadi kita tentang dunia dan bagaimana cara kerjanya.
Sebagian besar pandangan kita tentang realitas didasarkan pada pesan media yang
telah dibuat dan memiliki kesimpulan yang ada. Dengan demikian, media sebagian
besar memberikan kita perasaan yang realitas.
3)
Audiens Menegoisasikan Makna di Media
Jika media
memberikan kita banyak materi untuk membangun citra realitas kita masing –
masing, kita akan menemukan atau menegosiasikan makna sesuai dengan faktor
individual yaitu kebutuhan dan kecemasan pribadi, sikap rasial dan seksual,
latar belakang keluarga dan budaya, sudut pandang moral, dan sebagainya.
4)
Pesan Media
Memiliki Keterlibatan Komersial
Literasi
media bertujuan untuk mendorong kesadaran bagaimana media dipengaruhi oleh
pertimbangan komersial dan bagaimana dampaknya terhadap konten, teknik, dan
distribusi. Sebagian besar produksi media adalah sebuah bisnis dan karenanya
harus menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, dampak kepemilikan media adalah
hal yang sangat penting, karena sebagian kecil individu berdampak pada apa yang
kita tonton, baca, dan dengar di media.
5)
Pesan Media
Berisi Pesan Ideologis dan Nilai
Semua produk
media diiklankan dalam beberapa hal yang mementingkan nilai. Karena, media
adalah arus utama untuk menyampaikan secara luas dan jelas, dan juga pesan
ideologis tentang isu-isu seperti kebijakan konsumsi, peran perempuan,
penerimaan otoritas, dan patriotisme.
6)
Pesan Media
Berisi Keterlibatan Sosial dan Politik
Media
memiliki pengaruh besar dalam politik dan membentuk perubahan sosial, misalnya
televisi dapat sangat mempengaruhi pemilihan pemimpin nasional berdasarkan
citra. Media juga dapat melibatkan kita dalam masalah seperti masalah hak – hak
sipil. Tetapi, media juga dapat memberikan kita informasi tentang masalah
nasional maupun masalah global.
7)
Bentuk dan
Isi Sangat Erat Kaitannya dengan Pesan Media
Masing –
masing media memiliki tata bahasa sendiri dan mengkodifikasi/menyusun realitas
dengan caranya sendiri. Walaupun dengan media yang berbeda, tetapi melaporkan
kejadian yang sama, akan menciptakan berbagai tayangan dan pesan yang berbeda.
8)
Setiap Media
Memiliki Bentuk Seni dan Keindahan yang Unik
Seperti
halnya kita memperhatikan ritme potongan puisi atau prosa yang menyenangkan,
maka seharusnya kita juga dapat menikmati bentuk dan efek yang menyenangkan
juga dari media yang berbeda.
2.2 Kondisi Literasi Media
2.2.1
Dalam
Masyarakat Indonesia
Budaya literasi media di Indonesia masih sangat
rendah. Dari hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006 yang
menunjukan 85,9% masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi daripada
mendengarkan radio dan membaca koran. Hal ini adalah salah satu penyebab
literasi media di Indonesia jauh lebih rendah dibanding negara lain.
Literasi media merupakan jantung kemampuan siswa untuk
belajar dan berhasil di sekolah dan juga dalam menghadapi berbagai rintangan di
abad 21. Akan tetapi, banyak guru dan birokrat pendidikan termasuk pejabat
belum paham juga apa itu literasi media.
Penyebab lain rendahnya literasi media di Indonesia
adalah lemahnya minat baca dan menulis siswa di Indonesia. Berdasarkan
Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2010, tingkat
membaca siswa di Indonesia menempati urutan ke 57 dari 65 negara. Indeks minat
baca di Indonesia adalah 0,001 artinya setiap 1.000 penduduk hanya satu yang
membaca.
2.2.2
Dalam
Masyarakat Dunia
Kondisi literasi media di dunia sangatlah berbeda
dengan di Indonesia karena sistem yang mereka implementasikan terhadap literasi
media lebih menargetkan kepada anak-anak. Bahkan beberapa negara di dunia
mendirikan kelas khusus terhadap literasi media dengan tujuan untuk lebih
mengenali literasi media secara detail.
Mengapa ditargetkan
kepada anak-anak? Karena, anak-anak akan dipenuhi hiburan yang kurang
berkualitas. Salah satunya adalah media televisi, yang akan mempengaruhi
anak-anak jika tidak di awasi dengan
baik. Acara televisi biasanya menampilkan hal-hal yang tidak baik seperti
“seks, kekerasaan, atau pengambaran moral yang tidak baik”.
Kemampuan mengerti literasi media sangatlah penting
bagi anak-anak dikarenakan mereka akan ketinggalan informasi yang telah
dimiliki orang lain. Dengan adanya pembelajaran literasi media, maka anak-anak
akan lebih mudah untuk belajar karena ini adalah salah satu strategi yang
dilaksanakan UNESCO (United National Educational, Scientific and Cultural
Organization).
Di sebuah universitas di Amerika mewajibkan
siswanya untuk bisa membaca sekaligus menganalisis media yang diberi dan
setelah itu mereka akan disuruh untuk mengkritik media tersebut. Sementara di Afrika Selatan
pembelajaran literasi media itu digunakan untuk mengreformasi pembelajaran.
Di sisi lain, Inggris yang literasi media yang
sangat luas mereka mencakup dalam 4 ide yaitu:
1. Seperti siapa yang membuat media tersebut.
2. Teknik yang mendominasi yang diimplementasikan media sehinggan kita
mempercayainya.
3. Sifat "realitas" yang dibangun oleh media.
4. Konstruksi media yang dibuat sehingga dimengerti oleh
masyarakat sekitar.
Dengan
ini kita bisa mengsimpulkan kalau kondisi literasi media di Indonesia sungguh
berbeda dengan negara negara lain.
2.3
Cara Literasi Media Melawan Hoax
Satu-satunya cara melawan
hoax adalah dengan literasi media. Seperti yang kita ketahui literasi media di
Indonesia jauh dari kata baik. Cara untuk meningkatkan literasi media adalah
dengan diselenggarakannya beberapa sosialisasi tentang literasi media, salah
satunya adalah “Gerakan Anti Hoax” yang diselenggarakan di beberapa kota besar
di Indonesia. Penerapan kebiasaan membaca untuk siswa di pagi hari sebelum
dimulainya kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kualitas literasi media
di Indonesia. Selain itu, cara untuk meningkatkan literasi media melawan hoax
adalah dengan kesadaran diri sendiri untuk lebih memahami, menganalisis, dan
lebih berpikir kritis dalam menerima informasi.
2.4
Apakah Literasi Media Efektif Melawan Hoax?
Menurut Ketua Umum
Aliansi Jurnalis Indonesia, Suwarjono, maraknya hoax bukan disebabkan oleh tidak adanya standar media (barcode),
tapi lebih kepada minimnya literasi media dan berpikir kritis (critical
thinking), menurutnya sebagian besar pembaca di Indonesia tidak mengkritis
konten, tapi berpatokan pada judul untuk di klik.
Menurut Direktur Remotivi
Muhammad Heychael, konsumsi hoax
sulit hilang di karenakan masyarakat cenderung percaya dengan apa yg dia ingin
percaya.
Literasi media dianggap
efektif untuk melawan hoax karena
dengan melakukan literasi media, masyarakat diajarkan untuk lebih berfikir
kritis dan dapat lebih memahami apa yang sebaiknya di konsumsi oleh masyarakat
dalam media yang beredar di masyarakat. Dengan begitu masyrakat akan lebih bisa
membedakan mana media hoax dan yang
mana media yang seharusnya kita lihat atau konsumsi seharusnya.
2.5
Media Baru, Masyarakat, Hoax, dan Tingkat Melek
Dunia
2.5.1
Media Baru
Literasi media baru yaitu pengembangan dari literasi
media, sebab membuat seseorang tidak hanya pengguna media tetapi sekaligus
menciptakan konten media dan setiap kegiatan literasi media diawali dengan data
literasi media kelompok yang menjadi tujuannya.
Claire Delisle (2006 dalam Martin,2009:7) dia
mengidentifikasi konsep literasi media baru dalam 3 model yaitu:
1. Model
Fungsional
Yaitu
penguasaan keterampilan kognitif dan praktis sederhana dari keterampilan
mekanik membaca dan menulis pendekatan.
2. Model
Praktek Sosial Budaya
Yaitu mengambil konsep literasi hanya
bermakna dalam konteks sosial.
3.
Model Pemberdayaan Intelektual
Yaitu literasi tidak hanya
keterampilan untuk menangani teks dan angka dalam konteks budaya serta ideology
tertentu.
2.5.2
Masyarakat
Media literasi
dalam masyarakat adalah aktivitas yang menekankan aspek pemahaman dikalangan
masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses dan memilih program yang
bermanfaat dan pada dasarnya masyarakat adalah sasaran dalam media.
Dalam media literasi masyarakat
terdapat 3 tahap yaitu:
1. Explore
Yaitu
keahlian untuk memilih memutuskan informasi yang dibutuhkan dari suatu pesan.
2. Recognize
Symbols
Yaitu
keahlian mengidentifikasi dan memilih symbol-simbol
3. Message
Extending Skill
Yaitu
keahlian menjelaskan dan menyimpulkan pesan-pesan yang diterima dalam media
massa
2.5.3 Hoax
Literasi media
berkaitan dengan berita-berita palsu (HOAX) masih sangat banyak kita lihat.
Karena masyarakat
sangat mudah termakan isu atau berita yang belum tentu pasti kebenarannya itu
disebabkan kurangnya kemampuan untuk memahami,menganalisis dan berpikir kritis
sehingga berita-berita palsu (HOAX) dapat sangat cepat tersebar secara
luas.Oleh karena itu lemahnya budaya literasi membentuk kurang mampu
bernalar,jadi kemampuan bernalar merupakan bekal penting diera modern yang
dibanjiri informasi seperti sekarang agar tidak langsung percaya berita-berita
yang belum pesti kebenarannya.
2.5.4 Literasi Media
Literasi media
berasal dari bahasa inggris yaitu media literacy,jadi literasi media adalah
suatu media yang dirancang untuk mengakses,meneliti,mengevaluasi dan
meningkatkan control individu terhadap media yang digunakannya sehingga
memunculkan wujud kemampuan setiap individu dalam aktivitas literasi media
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Literasi media adalah kemampuan untuk
mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media.
Dari definisi tersebut dipahami bahwa fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan
media. Literasi media bertujuan untuk mengembangkan keterampilan generasi muda
agar menjadi kritis terhadap isi media massa serta mengembangkan pemahaman
tentang konsep keberagaman dan toleransi dalam masyarakat.
Begitu pentingnya literasi media di
era saat ini mengingat data dan informasi akan terus bertambah tanpa
terkontrol. Jika tiap individu tidak membekali diri dengan literasi media, maka
tiap individu tersebut akan sulit mendapatkan informasi yang benar-benar
bernilai dan mudah terjebak oleh informasi hoax.
3.2
Saran
Masyarakat
diharapkan untuk dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan
literasi media di indonesia dan memerangi adanya kabar atau berita palsu yaitu
hoax, dengan upaya membekali diri dengan pengetahuan yang cukup. Dengan
literasi media, kita bisa menghindarkan diri dari dampak buruk kabar bohong
bagi kehidupan keseharian maupun kebangsaan kita. Karena gerakan literasi
media bisa membuat masyarakat melek media dan tak mudah dibohongi oleh media.Sekian dari makalah saya ini, semoga membantu anda semua dalam mengetahui apa itu berita hoax dan maksud dari berita tersebut, terimakasih sudah meluangkan waktu anda membaca postingan saya ini.
Komentar
Posting Komentar